Kue tart merupakan salah satu hidangan yang memiliki daya tarik tersendiri karena teksturnya yang lembut dan tampilannya yang indah. Kue ini biasanya dihias dengan berbagai krim dan topping yang menarik sehingga mampu memanjakan mata sekaligus lidah. Membuat kue tart bukan hanya sekadar kegiatan memasak, melainkan sebuah seni yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan kreativitas.
Sebagai bentuk komitmen dalam menumbuhkan jiwa mandiri dan kreatif para santri, Pondok Pesantren Al Fattah mengadakan “Pelatihan Membuat Kue Tart” pada 18 Agustus 2025 yang dimulai pukul 09.00 WIB. Kegiatan yang diikuti oleh beberapa santri Al Fattah bersama tim Al Fath Bakery ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kuliner peserta, sekaligus menumbuhkan minat wirausaha di kalangan santri.
Dalam kegiatan ini, para peserta mendapatkan pelatihan lengkap mulai dari mengenal bahan dan perlengkapan, pembuatan adonan, pengolahan butter cream, hingga teknik dekorasi. Para santri diajak untuk menyiapkan bahan-bahan secara presisi, mulai dari gula pasir, telur, tepung terigu, susu bubuk, hingga mentega, serta memahami pentingnya proses penimbangan yang akurat sebelum memulai pembuatan adonan.
Pelatihan kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan kue tart, di mana peserta secara langsung mempraktikkan proses pengocokan adonan, pencampuran bahan secara bertahap, hingga proses pemanggangan. Selama proses, bu prayi sebagai pemandu pelatihan ini menekankan bahwa membuat kue tart adalah sebuah seni yang memerlukan kesabaran dan keuletan. Setelah adonan matang, santri diperkenalkan dengan tahap pembuatan butter cream menggunakan mentega putih, air gula, susu kental manis, vanili, dan pewarna makanan.
Pada akhir sesi, peserta dibimbing untuk menghias kue tart dengan teknik spiral dan beberapa motif dasar seperti bunga mawar, daun, bintang, dan pagar. Berbagai tips diberikan, di antaranya penggunaan pisau panas untuk meratakan krim hingga cara perawatan alat agar tetap higienis. Pelatihan pembuatan kue tart berlangsung hingga menjelang Zuhur, kemudian dilanjutkan dengan istirahat, salat, dan makan siang (ishoma).
Usai ishoma, kegiatan berlanjut dengan pelatihan membuat bollen. Dalam sesi kedua ini, para santri diperkenalkan dengan bahan, teknik pengolahan adonan, hingga proses pengisian dan pemanggangan bollen. Praktik ini semakin menambah keterampilan santri dalam mengolah berbagai jenis kue sekaligus memperkaya pengalaman kuliner mereka.
Pelatihan ini memberikan pengalaman baru bagi para santri bahwa pembuatan kue tart merupakan karya seni yang membutuhkan ketelitian dan keterampilan khusus. Pondok Pesantren Al Fattah berharap melalui kegiatan ini, keterampilan membuat kue tart yang merupakan perpaduan antara seni dan ilmu memasak ini dapat membentuk karakter kesabaran dan keuletan bagi santri. Kegiatan ini tidak hanya menambah keterampilan, tetapi juga membangun kreativitas yang dapat berguna sebagai peluang usaha mandiri atau hobi produktif di masa depan.
Author : Ummi Hani
Add Comment