Puisi

Liman Lam Yaroni Wa Amana Bii – Puisi

Yaa Sayyidi

Serupa apa cintaku padamu?

Jika lungkrah tegap tumbangku berakhir keluh

Sedang dari berabad silam sudah tertuang deklarasi

Bahwa kau menjadi penggenggam bagi setiap hati

Yang merapal do’a–menyertakan namamu sebagai kekasih

Dan lagi

Serupa apa cintaku padamu?

Jika tutur kata, punpekertimu tak kuikuti

Sedang, sebelum wafatmu—kau mengucap lirih

Ummati, ummati, ummati

 

Kutenun malam

terpintal siang

Denganmu

Hanya untuk melecuti arah-resah kemurunganku

Aku gelap bertemu padam

Maka lilitlah aku dengan cahayamu

Aku jalang yang tenggelam kefanaan

Maka rengkuhlah tubuh lusuhku dengan syafaatmu

Serupa as-Syibli

Keningku pun ingin mendapat kecup darimu

Yaa khoiro kholqillah

Aksara serinduku ini tak layak untuk kau jamu

Aku tak serupa Imam Bushiri

Dalam meramu kata menjadi eufoni

Yang syairnya kaulengkapi dalam mimpi

 

Maka terbelahlah kesedihan ini

menyerupa bening yang luruh mencederai pipi

Wahai putra sayyid Abdullah,

Yang terlahir dari rahim ibunda Aminah

Yang menyesap ASI pada Tsuwaibah

Yang tumbuh bersama Halimah Sa’diyah

Terimalah racauan dari carutmarut nestapaku

Inginku lantang menyuarakan cinta

Menjadi muazin serupa Bilal

Atau serupa cinta Khadijah kepadamu,

Atau Abu Bakar, mungkin

Atau Umar, atau Usman

Atau bahkan Ali?

 

Namun

Remah tubuhku tergerus waktu

Pongah asa mencabik daging

Dengan amis darah bercampur nanah

Hampa abadi memeluk bumi

Saat gurat juang mengeriput telak

Merongrong kurus drastis

Lantaran sakit

Rungau mataku bertutur banyak

Malamku menipis

Rinduku tak tertepis

Getar seluruhku mengeja namamu

Dalam mahalul qiyam yang merambati urat nadi

Memekik ruang tanpa kurun waktu

Lalu,

serupa apa cintaku padamu?

Jika nafas, sebatas terengah-engah dalam teguk dahaga

Gontai tubuh dalam perayaan musim di kota rusuh

Resah menjadikanku rentan gila

Rupanya,

Aku tak seperti ia, pun mereka

Aku tak seperti sesiapa, kasih

yang rindunya mampu menyincangi petala langit

Semoga engkau cukup berkenan

Kuhadiahkan sepasang kata–selawat serta salam

Biar aku mutlak hilang digantikan kelam dan kengerian

Sembari merenungi peruntungan.

 

Oleh: Dianti Aula Haifa Hanna

Tags

About the author

Redaksi PP Al-Fattah

Redaksi PP Al-Fattah

Website dikelola oleh tim redaksi Pondok Pesantren Al-Fattah

Add Comment

Click here to post a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.