Kegiatan pondok pesantren

Dr Ahmed Abdel Aty dari Mesir kunjungi PP Al Fattah Kartasura untuk Pengembangan Bahasa Arab di Indonesia

Kartasura, 2 Agustus 2025 — Malam Minggu di Masjid Nurul Iman terasa berbeda. Dalam rangkaian Program Pengembangan Bahasa, Pondok Pesantren Al-Fattah menghadirkan sosok istimewa yang berasal dari Mesir, Dr. Ahmed Abdel Aty Abdel Aziz Ismail, seorang doktor bahasa Arab, peneliti di Kementerian Kebudayaan Mesir, sekaligus pengajar ahli dalam bidang pengajaran bahasa Arab untuk penutur asing.

Acara dibuka langsung oleh Pengasuh Pondok, Abah Yai Mahbub, yang kemudian menyerahkan sesi utama kepada Dr. Ahmed. Dalam pemaparannya, beliau menekankan urgensi mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa umat Islam. “Bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi, tapi juga kunci memahami Al-Qur’an, hadits, turats, dan balaghah yang terkandung di dalamnya,” tegasnya.

Tak hanya menyampaikan urgensi, Dr. Ahmed juga memberikan motivasi dengan cara sederhana dan gaya bicara yang ringan. Ia mengatakan bahwa bahasa Arab mudah dipelajari, dengan alasan-alasan konkret, seperti :

  •  Dalam struktur kalimat, bahasa Arab hanya memiliki tiga jenis kata utama: isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan huruf (kata penghubung).
  • Apa yang ditulis, itulah yang diucapkan, berbeda dengan bahasa Inggris, dan bahasa lainnya yang pengucapannya sering tidak sesuai dengan ejaannya.
  • Huruf-huruf Arab relatif sedikit, hanya sekitar 3–5 huruf dasar dalam struktur kata.
  • Banyak kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab, seperti musyawarah,tabib, dll. sehingga tidak benar-benar asing bagi kita orang Indonesia.
  • Perubahan dari kata mudzakkar ke muannats cukup sederhana, cukup menambahkan tā’ marbūṭah di akhir kata tersebut.
  • Dalam struktur kalimat, bahasa Arab lebih fleksibel. Kalimat bisa diawali dengan isim, fi’il, bahkan huruf, berbeda dengan bahasa Indonesia atau Inggris yang memiliki pola yang lebih kaku.

Beliau juga menekankan bahwa kunci agar mampu berbicara bahasa Arab adalah banyak mendengar. “Sebagaimana anak kecil belajar berbicara dengan mendengar, demikian pula kita mempelajari bahasa asing,” ujarnya.

Selama sesi berlangsung, suasana sangat hidup. Dr. Ahmed membawakan materi dengan bahasa Indonesia yang cukup lancar. Meski sesekali memerlukan bantuan penerjemah dari Abah Yai Mahbub atau pendamping, interaksi antara narasumber dan peserta tetap cair dan penuh semangat. Tak hanya menyampaikan materi, beliau juga membuka ruang tanya jawab bagi santri dan asatidz, membebaskan mereka bertanya seputar bahasa Arab, metode belajar, hingga aspek kebudayaan.

Keesokan paginya, Ahad 03 Agustus, setelah sholat subuh, Dr. Ahmed kembali hadir di Masjid Nurul Iman untuk menyampaikan tausyiyah bertema nasihat bagi para penuntut ilmu. Beliau memberikan dorongan spiritual kepada para santri dan para ustadz-ustadzah agar terus istiqamah dalam menuntut ilmu, memperbaiki diri, dan menjaga semangat belajar, meskipun sedang dalam menghadapi masalah.

Kegiatan ini menjadi momen berharga yang bukan hanya menginspirasi, tapi juga menanamkan keyakinan baru bahwa belajar bahasa Arab itu tidak sesulit yang dibayangkan. Dengan metode yang tepat dan semangat yang tinggi, bahasa Arab bisa menjadi ilmu yang menyenangkan dan menguatkan spiritualitas.

Semoga kegiatan ini tidak hanya menjadi pengalaman yang mengesankan bagi para santri dan asatidz, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam membangun kesadaran akan pentingnya bahasa Arab sebagai jantung keilmuwan Islam. Dengan motivasi dan ilmu yang telah disampaikan oleh Dr. Ahmed, pondok pesantren Al-Fattah berharap akan tumbuhnya semangat baru dalam diri para penuntut ilmu untuk terus belajar, mengamalkan, dan mengembangkan bahasa Arab baik di lingkungan pesantren maupun dalam kancah yang lebih luas di Indonesia.

 

Author : UMMI HANI